Asal-usul kopi di Indonesia
Pada awalnya kopi di Indonesia berada di bawah pemerintah Belanda. Kopi diperkenalkan di Indonesia lewat Sri Lanka (Ceylon). Pada awalnya pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi dan Bogor. Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra dan Sulawesi. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Pada saat itu kopi juga ditanam di Timor dan Flores. Kedua pulau ini pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa Portugis. Jenis kopi yang ditanam di sana juga adalah kopi Arabika.
Biji kopi yang telah digoreng
Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi Arabika dan kopi Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi perkebunan dimana buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya.
Status industri saat ini
Robusta menggantikan kopi Liberika. Walaupun ini bukan kopi yang khas bagi Indonesia, kopi ini menjadi bahan ekspor yang penting di Indonesia. Bencana alam, Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan - semuanya mempunyai peranan penting bagi kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-20 perkebunan kopi berada di bawah kontrol pemerintahan Belanda. Infrastruktur dikembangkan untuk mempermudah perdagangan kopi. Sebelum Perang Dunia II di Jawa Tengah terdapat jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut kopi, gula, merica, teh dan tembakau ke Semarang untuk kemudian diangkut dengan kapal laut. Kopi yang ditanam di Jawa Tengah umumnya adalah kopi Arabika. Kopi Arabika juga banyak diproduksi di kebun - kebun seperti (Kayumas, Blawan, Kalisat/Jampit)di Bondowoso, Jawa Timur. Sedangkan kopi robusta di Jawa Timur, banyak diproduksi dari kebun - kebun seperti Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan (Malang), Malangsari, Kaliselogiri (Banyuwangi). Di daerah pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi Arabika dan Robusta. Kopi Robusta tumbuh di daerah rendah sedangkan kopi Arabika tumbuh di daerah tinggi. Setelah kemerdekaan banyak perkebunan kopi yang diambil alih oleh pemerintah yang baru atau ditinggalkan. Saat ini sekitar 92% produksi kopi berada di bawah petani-petani kecil atau koperasi.
Kopi Indonesia saat ini ditilik dari hasilnya, menempat peringkat keempat terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia diberkati dengan letak geografisnya yang sangatlah cocok bagi tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi.
Perjalan yang sambilmenikmati kopi
Cerita tentang kopi Aceh
(cerita dari seorang teman yang sedang berkunjung di Aceh beberapa waktu lalu)
Sambil menikmati kopi, di meja akan disuguhi beberapa jenis kudapan khas Aceh yang semua rasanya manis. Rupanya rasa ini menjadi favorit di sini. Kopinya sendiri, kebanyakan hadir dalam gelas kecil. Meskipun begitu, rasanya pas dan tidak terlalu pahit seperti espresso.
Bagi saya yang agak rentan dengan kopi, awalnya agak ragu meminumnya. Tubuh saya memang kurang bersahabat dengan kopi. Selalu menimbulkan reaksi yang kurang menyenangkan. Tetapi dengan kopi Aceh, reaksi yang saya dapatkan justru makin terasa bugar. Hampir satu minggu saya di sana, justru saya yang mengajak rombongan untuk ngopi dulu sebelum memulai pekerjaan.
Saat berbincang dengan pemilik warung, kopi Aceh terbuat dari kopi Robusta dan dicampur dengan sedikit mentega saat prosesnya. Dan untuk mendapatkan rasa yang khas, penyajiannya pun berbeda. Kebanyakan kopi Aceh diseduh langsung dalam air yang dipanaskan, kemudian dituang dalam gelas. Ini yang membuat ampas kopi seringkali tak ikut dalam gelas. Namun, sang pemilik juga memberikan sebuah trik menarik dalam untuk mendapatkan rasa kopi seutuhnya.
Pertama, taruh kopi secukupnya dalam gelas kecil, lalu tuangkan air yang mendidih (air harus benar-benar mendidih). Setelah itu, tutup gelas kopi dengan tatakan atau apapun yang menutup seluruh pinggiran gelas agar uapnya tidak keluar. Karena justru uap itu lah yang memberikan aroma memikat dan mempertahankan rasa kopinya. Biarkan selama tiga sampai lima menit, lalu baru diminum. Hmmm, memang beda sih rasanya.
Tentang Kopi klotok di daerah Magelang
Di sepanjang perjalan yang selalu saya lewati dari Magelang kearah Semarang , Temanggung Dan sekitarnya ada sebuat tulisan yang di tempelkan di pohon-pohon si sepanjang jalan.Tulisan tersebut berbunyi 5 km lagi Kopi Klotok dan itu tertulis setiap 1 km nya hingga berakhir di daerah secang menuju semarang di sebelah kiri jalan dari arah Yogyakart,tepatnya di kerten krincing tu setelah secang arah jln semarand. Wuih disana selain kopi klotok yamg rasanya sangat khas juga tersedia sego megono. Jadi selain kopy klotok juga tersedia sego megono plus alam sekiatnya yang masih pedesaan nan indah dan mengasikkan unntuk dikunjungi.
Mungkin tentang kopi yang di Indonesia masih banyak dari sabang sampai merauke dengan cirri khasnya . Mari kita lestarikan makanan dan minuman asli Indonesia jangan sampai diambil alih oleh Negara tetangga.
3 komentar:
Heppy blogging my friend..
thank you for comment.
segera mungkin akan saya selesaikan artikel itu.
thank you for comment.
segera mungkin akan saya selesaikan artikel itu.
Posting Komentar